Tiba Masa Gajian

Semua orang khususnya kaum pekerja menantikan masa itu tiba. Masa dimana kita berada di ujung bulan yang kadang meskipun terang serasa gelap karena begitu melihat dompet yang ditemukan tinggal kertas-kertas putih bekas berbagai macam transaksi. :)
Sayapun suka menantikan masa itu tiba. Terutama ketika akhir bulan ditutup dengan kantong yang tipis dan jadwal penghematan yang habis-habisan. Sampai bingung bagian mana lagi yang harus dihemat.

Saya masih ingat dulu, saat saya menerima gaji pertama. Gajinya tidak menembus 5 digit angka nol. Makannya kami satu area kerja menamakannya sebagai "uang saku". Memang begitulah istilah gaji yang ditanamkan dalam diri kami oleh atasan. Kita dilarang menyebutnya sebagai gaji, karena pekerjaan kami saat itu disebut bukan pekerjaan profesional tapi pengabdian. Hmm, dan empat digit nol untuk ukuran awal tahun 2000an buat kami sudah lumayan. Sudah bisa beli shampo dengan brand merk lain dari pada kami harus memakai shampo E yang diberikan tempat kerja kami cuma-cuma. heheh. Dan bisa beli lain-lain lah. Yang pasti meminimalisir permintaan ke orang tua.

Gaji berikutnya mulai meningkat ketika saya mulai kuliah. Saya kembali mendapatkan pekerjaan yang boleh dibilang jauh lebih profesional. Karena setiap pekerjaan benar-benar ada hitungannya. Digitnya sudah sampai 5. hehe. Lagi-lagi saya penuh syukur dengan gaji yang saya terima tiap akhir bulan ini. Meskipun tidak sebanding dengan pengeluaran bulanan saya, bagi saya sudah bisa meminimalisir permintaan uang saku ke orang tua itu sudah lebih dari menyenangkan.

Beda dengan dulu, kalau dulu istilahnya uang saku. Sekarang istilahnya berubah jadi "Hak teman-teman". Gak ada yang benar-benar menyebutkan istilah uang itu dengan GAJI. Seolah-olah kata GAJI itu tabu untuk diucapkan. Hanya saya dan satu kawan yang sama-sama berada dalam satu level pekerjaan yang menyebutkannya GAJI. "Horeee, akhirnya gajian juga" begitu biasanya kawan saya sms saat masa gajian tiba. Atau sebaliknya saya yang sms. Hanya sekedar berbagi euforia masa gajian saja. :)

Ada bagian yang lebih menyenangkan dari masa itu, yaitu saat kita tak perlu lagi mengencangkan jadwal penyiksaan perut dengan diet dan hemat-hematan. Sekali-kali memanjakkan perut dengan makanan yang lebih enak khan tidak apa-apa. Selebihnya saya sadar yang digenggaman saya hanya uang. Yang sebentar saja dipakai akan habis seketika. Tapi saya sadar saya mendapatkan rupiah itu dengan apa yang ada di dalam otak saya dan apa yang tersemat dalam hati saya. Makannya saya tidak khawatir uang akan habis dari tangan saya meskipun saya pakai. Karena saya masih punya modal di kepala saya. BEsok lusa uang akan datang lagi menjemput saya.
Terimakasih ya Rabb, ilmu yang menghidupkan hidup ini.

Menantikan fase kehidupan selanjutnya dimana digit angka gaji saya naik satu atau dua lagi...heheh, ngarep. Amien dech

Unires, 30 Maret 2011--andaLusia--

Comments