Assalamu'alaikum,....
Sudah tidak sabar ingin melanjutkan catatan harian Daun Kering. Tapi sebelum itu saya jauh lebih semangat bercerita tentang seorang dosen Bahasa Inggris yang kami sebut Miss. Sekarang saya berada di masa-masa memparipurnakan kuliah. Yah, sedang menempuh smester 6. Sejatinya, mata kuliah semakin menjurus ke hal-hal yang bersifat praktek. Teori...??. Lewaat. Sudah kenyang di smester awal kuliah....
Mata kuliah Bahasa Inggris tidak kalah dengan mata kuliah lain konsentrasi saya di Jurusan Ilmu Komunikasi. Dan, here is TOEFL smester for me. Meskipun puyeng membayangkan Grammar tapi bagi saya Bahasa Inggris tetap primadona. Maka, saya berusaha semangat meskipun kadang-kadang ciut juga. Apalagi kalau sudah test dan banyak sekali kesalahan.
Semua itu tidak lantas membuat saya layu bak pohon tak disiram berhari-hari. Ada satu hal yang membuat saya tetap semangat untuk melenggangkan kaki menuju kelas kecil di lantai empat Pusat Pelatihan Bahasa di kampus. Sang dosen. Meskipun secara interpersonal kami tidak dekat (Miss dan mahasiswa satu kelas). Tapi secara metode pembelajaran TOEFL saya harus akui dosen ini sungguh bersabar dan tekun.
Siang tadi seharusnya kami libur kelas TOEFL, karena minggu ini kami masih ada ujian di Jurusan. Tapi, Miss Rani (bukan nama sebenarnya) meminta kita untuk masuk. Alasannya sederhana. Agar semua metode belajar TOEFL yang sudah disampaikan Miss Rani tidak mengendap terlalu lama di otak kami.
Karna masih ujian, hawa yang timbul saat akan memasuki kelas adalah malas. Di kantin sebelum masuk kelas. Kamipun sepakat untuk merajuk membujuk Miss Rani agar meng-cancel kelas TOEFLnya. Salah satu kesepakatannya adalah kita memperlihatkan ekspressi letih saat memasuki kelas.
Begitu Miss Rani duduk, kami mulai manuver sana-sini. Melancarkan aksi agar kelasnya (minimal) lebih seingkat dari biasanya. eng ing eng. Miss Rani tersenyum maklum dengan keletihan kami dan dia justru berkata santai "Semoga dapat nilai A..." sudah dipastikan tidak ada perubahan apapun untuk kelas siang tadi. Akhirnya kami hanya bisa mengamini do'anya dan mulai berkutat dengan modul.
Ditengah-tengah tanya jawab Miss Rani mencium kecurigaan bahwa kami sudah lupa dengan pelajaran sebelumnya. Sambil menatap kami yang cuma segelintir orang Miss Rani berusaha merefresh otak kami dengan mengulang beberapa pelajaran yang sebelumnya dibahas. Tentang Verb lagi, tentang To Be lagi, tentang kalimat Pasif lagi. Meskipun lagi dan lagi, biar ingat terus tetap perlu banyak latihan.
"Ughh, saya deg-degan kalau kalian sampai lupa semua" katanya setelah memrefresh kami.
Dan kata-kata itu yang membuat saya kagum dengan Miss Rani. Selama kuliah TOEFL, Miss Rani benar-benar mempermudah kami dengan berbagai metode sukse TOEFL. Mulai dari metode yang umum sampai metode desperate (Maksudnya metode ngerjain TOEFL kalau kita udah putus asa..). Dan kelas kami dipenuhi exercise demi exercise. Tidak lupa melakukan test TOEFL mini di kelas kami, untuk mengukur pemahaman kami.
Satu yang sekarang terpatri dalam benak saya. Miss Rani ingin mengantarkan kami pada "sukses" melewati gerbang TOEFL yang seperti goa hantu. Dan saya yakin, kalau seluruh mahasiswa kelasnya tekun dan semangat terus mengikuti kuliahnya TOEFL akan dilewati dengan mudah.
Berdedikasi, totalitas, dan penuh semangat....
Tiga kalimat untuk Miss Rani. Buat saya, dosen yang memiliki komitmen tinggi seperti Miss Rani jarang ditemui. Thanks a lot Miss, semoga kami bisa melewati gerbang menyeramkan itu dengan menggondol angkat memuaskan. Amien
Unires, 5 April 2011--Andalusia--
Sudah tidak sabar ingin melanjutkan catatan harian Daun Kering. Tapi sebelum itu saya jauh lebih semangat bercerita tentang seorang dosen Bahasa Inggris yang kami sebut Miss. Sekarang saya berada di masa-masa memparipurnakan kuliah. Yah, sedang menempuh smester 6. Sejatinya, mata kuliah semakin menjurus ke hal-hal yang bersifat praktek. Teori...??. Lewaat. Sudah kenyang di smester awal kuliah....
Mata kuliah Bahasa Inggris tidak kalah dengan mata kuliah lain konsentrasi saya di Jurusan Ilmu Komunikasi. Dan, here is TOEFL smester for me. Meskipun puyeng membayangkan Grammar tapi bagi saya Bahasa Inggris tetap primadona. Maka, saya berusaha semangat meskipun kadang-kadang ciut juga. Apalagi kalau sudah test dan banyak sekali kesalahan.
Semua itu tidak lantas membuat saya layu bak pohon tak disiram berhari-hari. Ada satu hal yang membuat saya tetap semangat untuk melenggangkan kaki menuju kelas kecil di lantai empat Pusat Pelatihan Bahasa di kampus. Sang dosen. Meskipun secara interpersonal kami tidak dekat (Miss dan mahasiswa satu kelas). Tapi secara metode pembelajaran TOEFL saya harus akui dosen ini sungguh bersabar dan tekun.
Siang tadi seharusnya kami libur kelas TOEFL, karena minggu ini kami masih ada ujian di Jurusan. Tapi, Miss Rani (bukan nama sebenarnya) meminta kita untuk masuk. Alasannya sederhana. Agar semua metode belajar TOEFL yang sudah disampaikan Miss Rani tidak mengendap terlalu lama di otak kami.
Karna masih ujian, hawa yang timbul saat akan memasuki kelas adalah malas. Di kantin sebelum masuk kelas. Kamipun sepakat untuk merajuk membujuk Miss Rani agar meng-cancel kelas TOEFLnya. Salah satu kesepakatannya adalah kita memperlihatkan ekspressi letih saat memasuki kelas.
Begitu Miss Rani duduk, kami mulai manuver sana-sini. Melancarkan aksi agar kelasnya (minimal) lebih seingkat dari biasanya. eng ing eng. Miss Rani tersenyum maklum dengan keletihan kami dan dia justru berkata santai "Semoga dapat nilai A..." sudah dipastikan tidak ada perubahan apapun untuk kelas siang tadi. Akhirnya kami hanya bisa mengamini do'anya dan mulai berkutat dengan modul.
Ditengah-tengah tanya jawab Miss Rani mencium kecurigaan bahwa kami sudah lupa dengan pelajaran sebelumnya. Sambil menatap kami yang cuma segelintir orang Miss Rani berusaha merefresh otak kami dengan mengulang beberapa pelajaran yang sebelumnya dibahas. Tentang Verb lagi, tentang To Be lagi, tentang kalimat Pasif lagi. Meskipun lagi dan lagi, biar ingat terus tetap perlu banyak latihan.
"Ughh, saya deg-degan kalau kalian sampai lupa semua" katanya setelah memrefresh kami.
Dan kata-kata itu yang membuat saya kagum dengan Miss Rani. Selama kuliah TOEFL, Miss Rani benar-benar mempermudah kami dengan berbagai metode sukse TOEFL. Mulai dari metode yang umum sampai metode desperate (Maksudnya metode ngerjain TOEFL kalau kita udah putus asa..). Dan kelas kami dipenuhi exercise demi exercise. Tidak lupa melakukan test TOEFL mini di kelas kami, untuk mengukur pemahaman kami.
Satu yang sekarang terpatri dalam benak saya. Miss Rani ingin mengantarkan kami pada "sukses" melewati gerbang TOEFL yang seperti goa hantu. Dan saya yakin, kalau seluruh mahasiswa kelasnya tekun dan semangat terus mengikuti kuliahnya TOEFL akan dilewati dengan mudah.
Berdedikasi, totalitas, dan penuh semangat....
Tiga kalimat untuk Miss Rani. Buat saya, dosen yang memiliki komitmen tinggi seperti Miss Rani jarang ditemui. Thanks a lot Miss, semoga kami bisa melewati gerbang menyeramkan itu dengan menggondol angkat memuaskan. Amien
Unires, 5 April 2011--Andalusia--
Comments
Post a Comment