Urusan jodoh itu memang rumit-rumit unik. Ada saja hal yang menyenangkan untuk dibahas. Kadang penuh kebanggan, kadang ketakjuban, kadang keheranan, atau bahkan keanehan bisa menyertai kisah-kisah mengenai jodoh. Sekedar catatan sebelum saya melanjutkan cerita ini. Saya menuliskannya berdasarkan pengalaman seorang yang awam yang sama-sama belum menemukan jodohnya :D.
Diantara banyak kerumitan, kita semua memiliki kesamaan dalam urusan jodoh. Keterlibatan orang tua dalam urusan jodoh ibarat wasit dalam sepak bola. Siapapun berhak memasukan bola ke gawang, tapi wasitlah yang akan men-judge apakah bola itu sah atau tidak. Begitulah orang tua, kita semua berhak menentukan siapa orang yang kita sukai tapi kehadiran orang tua tetap menjadi bagian utama yang menilai apakah sosok yang kita sukai memang layak kita jadikan pendamping atau tidak.
Tentu saja banyak hal yang menguatkan posisi orang tua dalam kekuasaannya sebagai wasit jodoh. Pertama, mereka adalah orang yang sudah lebih berpengalaman mengenai urusan pendamping hidup. Kedua, mereka mengetahui sifat anaknya yang berkorelasi pada apa yang anaknya butuhkan. Ketiga, dan ini yang paling memungkinkan kalau ditinjau dari sudut pandang perempuan, orang tua menginginkan pendamping hidup terbaik untuk anaknya. Rupanya untuk poin ketiga, antara saya dan teman saya (mungkin juga kalian) memiliki kesamaan. Orang tua adalah pihak yang paling menginginkan pendamping hidup terbaik untuk anak gadisnya. Dan terbaik dalam konteks orang tua adalah "mapan" yang kemudian terkorelasi pada banyak hal. Sebagian besar saya melihat "mapan" yang orang tua maksudkan adalah seorang yang sudah memiliki pekerjaan tetap, atau minimal dia bisa menjawab pertanyaan orang tua "anak saya nanti tinggal di mana?" haha.
Dalam kamus KBBI, mapan diartikan sebagai mantap (baik, tidak goyah, stabil) kedudukannya (kehidupannya) : ke.ma.pa.nan : hal keadaan mantap; kepuasan dengan diri sendiri. Sementara Tesaurus mengartikan istilah mapan dalam beberapa arti yang lebih banyak seperti definit, mantap, permanen, setim-bang, stabil. Jika kita perhatikan KBBI melengkapi istilah mapan dengan dua kata lainnya, kedudukan dan kehidupan. Di sini nampak sekali kemapanan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan penunjang kehidupan seperti kekayaan yang sejauh ini masih menjadi modal utama untuk bertahan hidup. Tapi dalam keduanya muncul dua istilah lainnya yang sama. Adanya kata stabil dalam salah satu artinya. Stabil sendiri dalam KBBI artinya kukuh; tidak goyah. Diartikan dengan dua istilah itu, stabil lebih dekat pada kekuatan karakter yang dimiliki seseorang. Bukan pada apa yang dibawanya.
Kembali ke istilah mapan. Jika ditinjau dari pemaknaan yang lebih luas dan lebih dalam, kata "mapan" tentu tidak bisa diberi sekat bernama kepemilikan materi atau kedudukan dalam sebuah tempat atau lingkungan di mana dia hidup. Lebih dalam, kata "mapan" dikaitkan dengan karakter yang dimiliki seseorang sebagai modal hidupnya ( yang mana materi dan kedudukan adalah bagiannya). Apakah dia pribadi yang berpendirian atau plinplan, apakah dia pemberani atau pengecut. Apakah dia tegas atau malah melempem serta berbagai jenis karakter kuat lainnya. Sejatinya, pekerjaan tetap saja tidak cukup sebelum ditunjang dengan kejujuran dalam pekerjaannya. Uang pun tidak menjamin kebaikan seseorang. Bisa saja kita khawatir uang itu didapatkan melalui cara-cara yang tidak hasan (baik).
Saya pernah diceritakan pengalaman seorang kakak yang dengan berani melamar anak gadis orang dalam posisinya yang saat itu baru merampungkan studi S2. Jangankan modal rumah atau kendaraan, pekerjaan tetap pun dia belum punya. Walaupun begitu dia berhasil juga meluluhkan hati orang tua si gadis yang kini sudah jadi "mbah" untuk anaknya. Ketika ditanya apa yang membuat orang tua si gadis takluk, sang kakak hanya menjawabnya "gak tahu ya, hanya bicara gitu aja gak macam-macam".
Melihat track record nya dalam dunia akademis, mulai dari ketepatan masa studinya sampai bagaimana dia mampu meraih beasiswa di luar negeri (yang mempertemukan dia dengan sang istri), menjadi sesuatu yang logis untuknya menaklukkan sang mertua. Kakak senior yang satu ini terkenal sebagai seseorang yang menjalani hidupnya secara disiplin berdasarkan semua planning nya. Bahkan, menikah si usia sekian pun adalah bagian dari planning yang berhasil diwujudkannya. Sederhanyana, inilah jenis kemapanan lain yang bisa jadi lebih menjanjikan untuk masa depan anak gadis para orang tua. Kekuatan karakter.
Hanya saja, bagaimanapun orang tua lebih tahu jenis kemapanan mana yang sangat cocok dengan anak gadisnya. Mudah saja untuk anak gadis. Percaya dan yakin itu saja modalnya. Tapi akan sedikit butuh perjuangan bagi si lelaki jika memang bersungguh-sungguh. Setidaknya track record selama ini perlu jadi modal saat memiliki keyakinan untuk mendatangi si wasit jodoh.
Diantara banyak kerumitan, kita semua memiliki kesamaan dalam urusan jodoh. Keterlibatan orang tua dalam urusan jodoh ibarat wasit dalam sepak bola. Siapapun berhak memasukan bola ke gawang, tapi wasitlah yang akan men-judge apakah bola itu sah atau tidak. Begitulah orang tua, kita semua berhak menentukan siapa orang yang kita sukai tapi kehadiran orang tua tetap menjadi bagian utama yang menilai apakah sosok yang kita sukai memang layak kita jadikan pendamping atau tidak.
Sumber foto : http://www.honeyfund.com/images/WeddingPlanning_606web.jpg |
Dalam kamus KBBI, mapan diartikan sebagai mantap (baik, tidak goyah, stabil) kedudukannya (kehidupannya) : ke.ma.pa.nan : hal keadaan mantap; kepuasan dengan diri sendiri. Sementara Tesaurus mengartikan istilah mapan dalam beberapa arti yang lebih banyak seperti definit, mantap, permanen, setim-bang, stabil. Jika kita perhatikan KBBI melengkapi istilah mapan dengan dua kata lainnya, kedudukan dan kehidupan. Di sini nampak sekali kemapanan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan penunjang kehidupan seperti kekayaan yang sejauh ini masih menjadi modal utama untuk bertahan hidup. Tapi dalam keduanya muncul dua istilah lainnya yang sama. Adanya kata stabil dalam salah satu artinya. Stabil sendiri dalam KBBI artinya kukuh; tidak goyah. Diartikan dengan dua istilah itu, stabil lebih dekat pada kekuatan karakter yang dimiliki seseorang. Bukan pada apa yang dibawanya.
Kembali ke istilah mapan. Jika ditinjau dari pemaknaan yang lebih luas dan lebih dalam, kata "mapan" tentu tidak bisa diberi sekat bernama kepemilikan materi atau kedudukan dalam sebuah tempat atau lingkungan di mana dia hidup. Lebih dalam, kata "mapan" dikaitkan dengan karakter yang dimiliki seseorang sebagai modal hidupnya ( yang mana materi dan kedudukan adalah bagiannya). Apakah dia pribadi yang berpendirian atau plinplan, apakah dia pemberani atau pengecut. Apakah dia tegas atau malah melempem serta berbagai jenis karakter kuat lainnya. Sejatinya, pekerjaan tetap saja tidak cukup sebelum ditunjang dengan kejujuran dalam pekerjaannya. Uang pun tidak menjamin kebaikan seseorang. Bisa saja kita khawatir uang itu didapatkan melalui cara-cara yang tidak hasan (baik).
Saya pernah diceritakan pengalaman seorang kakak yang dengan berani melamar anak gadis orang dalam posisinya yang saat itu baru merampungkan studi S2. Jangankan modal rumah atau kendaraan, pekerjaan tetap pun dia belum punya. Walaupun begitu dia berhasil juga meluluhkan hati orang tua si gadis yang kini sudah jadi "mbah" untuk anaknya. Ketika ditanya apa yang membuat orang tua si gadis takluk, sang kakak hanya menjawabnya "gak tahu ya, hanya bicara gitu aja gak macam-macam".
Melihat track record nya dalam dunia akademis, mulai dari ketepatan masa studinya sampai bagaimana dia mampu meraih beasiswa di luar negeri (yang mempertemukan dia dengan sang istri), menjadi sesuatu yang logis untuknya menaklukkan sang mertua. Kakak senior yang satu ini terkenal sebagai seseorang yang menjalani hidupnya secara disiplin berdasarkan semua planning nya. Bahkan, menikah si usia sekian pun adalah bagian dari planning yang berhasil diwujudkannya. Sederhanyana, inilah jenis kemapanan lain yang bisa jadi lebih menjanjikan untuk masa depan anak gadis para orang tua. Kekuatan karakter.
Hanya saja, bagaimanapun orang tua lebih tahu jenis kemapanan mana yang sangat cocok dengan anak gadisnya. Mudah saja untuk anak gadis. Percaya dan yakin itu saja modalnya. Tapi akan sedikit butuh perjuangan bagi si lelaki jika memang bersungguh-sungguh. Setidaknya track record selama ini perlu jadi modal saat memiliki keyakinan untuk mendatangi si wasit jodoh.
Andalusia |Tamantirto, 28/08/2013
Comments
Post a Comment