Akhir Maret yang berkesan adalah saat tugas di Lamongan tapi kendaraan mengharuskan saya mampir ke Surabaya. Walau hanya tersisa tiga jam sebelum kembali pulang ke Yogya, saya diberi kesempatan menyusuri kota yang dirajai oleh Ibu Tri Rismaharini... :)
Rekan saya yang memplokamirkan diri sebagai pemandu mengajak saya berkunjung ke House of Sampoerna. Museum pribadi milik pengusaha kretek fenomenal Indonesia yang kini sebagian sahamnya milik Dunhill. Walau terletak tidak jauh dari pusat kota, museum yang juga adalah area rumah pribadinya di awal kesuksesan ini tetap asri dan sejuk. Berbagai jenis bunga dan tanaman mengelilingi bangunan yang bergaya semi klasik.
Istimewanya, tidak ada biaya apapun untuk bisa menikmati museum ini. Kita akan disambut ramah oleh satpam. Karna area rumah pribadinya sudah tidak bisa dikunjungi, kami langsung menuju area museum utama. Aroma rempah-rempah menyambut kedatangan kami. Ada cengkeh, ada kayu-kayuan, dan tentu saja aroma tembakau.
Dari banyak hal yang menarik, saya jauh tertarik oleh koleksi milik sang miliader di eranya ini. Dan, silahkan dinikmati.
|
Radio tua 1 |
|
Radio Klasik 2 |
|
Radio Klasik 3 |
|
Kotak musik itu di atas |
|
Unik-unik lainnya |
|
Pemutar musik lainnya yang namanya belum saya dapat |
|
Peta Indonesia Unik |
|
Radio keren juga :D |
|
Phonograph yang dibuat oleh Thomas Alfa Edison tahun 1877 |
|
Alat Cetak |
|
Galeri Sultan HB IX saat berkunjung ke pabrik Sampoerna |
|
Meja baca dan koleksi buku klasik milik sang bos |
|
Radio Klasik lainnya |
Perjalanan singkat ini ditutup dengan berkeliling Taman Bungkul yang pernah dinobatkan sebagai taman terbaik se asia. Seandainya ingin berkunjung ke Surabaya, nasehat bijak teman datanglah hari minggu karna saya merasakan betapa indahnya Surabaya di hari minggu... :
Comments
Post a Comment