Pertama : Tokoh Film
HOS
Cokroaminoto adalah tokoh sejarah Indonesia yang kuat. Dalam sejarah, namanya mulai
melambung setelah dia memimpin Sarekat Islam (SI). Organisasi ini didirikan oleh
saudagar batik dari Solo, Kiai Hadji Samanhoedi dan dikemas secara modern oleh
Bapak Pers Indonesia, Tirto Adhi Soerjo (Keduanya tercatat sebagai pahlawan
Indonesia). Di tangan Cokroaminoto, SI yang tadinya dibentuk untuk membantu
pedagang bumiputera agar bisa bersaing dengan pedagang Cina, berubah menjadi
gerakan politik yang kental dengan perlawanan dan meluas ke seluruh Indonesia.
Kedua : Sutradara
Ketika
nama Garin Nugroho tercetak sebagai sutradara yang akan mengarahkan film ini
aku langsung menaruh harapan besar. Seperti yang sudah kita tahu, Garin
mencatatkan perjalanannya sebagai sutradara melalui film dokumenter yang selalu
menuai kemenangan di beberapa ajang international. Garin juga dikenal dengan
film yang mengedepankan pesan-pesan keberagaman dalam banyak film yang
digarapnya. Daun di Atas Bantal adalah salah satu filmnya yang membuat banyak
orang bergetar. Film terakhir garapannya adalah perjalanan seorang pastur
bernama Soegija. Film tersebut merupakan film biografi berjudul sama. Jadi
tidak berlebihan jika kita menaruh harapan besar pada penggarapan film HOS
Cokroaminoto. Satu hal yang perlu dikhawatirkan adalah penggalangan sponsor untuk
film ini. Aku khawatir pengemasan sponsor terjadi seperti dalam film Ainun
Habiebie yang muncul di scene-scene yang terkesan dipaksakan. Alih-alih hanyut
dalam kisah, aku justru terpingkal-pingkal saat sponsor lewat di scene yang
sejatinya ditujukan untuk ditangisi. Sebetulnya ada sutradara yang pintar
mengemas sponsor. Iya, bapak Wakil Gubernur Jawa Barat. Kalau mau bukti bisa
cek di sinetron Para Pencari Tuhan.
Ketiga : Pemeran Utama
Nah!
Garin Nugroho sudah menjatuhkan peran ini pada Reza Rahadian. Baiklah-baiklah,
untuk aktor yang satu ini aku tidak usah ulas panjang lebar. Memang, siapa yang
tidak kenal dengan pria ini. Menurut Garin, Reza adalah aktor yang lihai mentransformasi diri menjadi tokoh sejarah. Garin dengan yakin mengatakan "Hanya
sedikit aktor yang punya keinginan dan hasrat kuat seperti Reza". Aku sendiri mengenal aktor ini untuk pertama kalinya
dalam film Perempuan Berkalung Surban. Film yang berkisah tentang perjuangan
kesetaraan gender ini mendapuk Reza untuk berperan antagonis. Tapi memang dia
terlahir untuk total, peran antagonis pun dia perankan dengan maksimal sampai
berhasil membuatku benci :D. Setelah itu, wajahnya saban hari muncul di layar
lebar. Film terbaru yang dia perankan adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
yang juga hasil adaptasi dari novel Hamka. Jika Garin jatuh
hati pada keberhasilan Reza memerankan tokoh Habibie, aku justru sedikit
dag-dig-dug untuk perannya kali ini. Jelas sekali, untuk berperan sebagai Habibie, Reza dimentor langsung
oleh sang tokoh. Sementara untuk tokoh kali ini, Reza akan memerankan seorang
tokoh yang hidup jauh sebelum Indonesia merdeka. Kita berharap saja Garin melibatkan banyak pihak yang pernah bersinggungan langsung dengan
Cokroaminoto atau para sejarawan yang mengkaji tokoh ini dengan sangat serius.
Reza Rahadian saat memerankan Habibie |
itulah tiga
faktor di atas yang membuat film ini sangat layak untuk dinanti. Dengan tokoh yang kuat, sutradara berpengalaman, dan aktor yang berakting total, mari kita lihat seperti apa jadinya film ini. Apalagi, selain
Reza, kita akan dihibur oleh beberapa pemain peran lainnya seperti Christine
Hakim, Ibnu Jamil dan sssst mungkin ini menjadi kabar gembira bagi para pria penggemar Bintang dalam serial "Tetangga Masa
Gitu" di Net TV, karna Chelsea Islan juga akan ikut adu peran dalam film itu. Angin segar ini akan menjadi tontotan penuh nilai-nilai keteladanan dan semoga tidak mengulang film sejarah lainnya yang lebih gemar "menjual" romantisme dibanding jejak langkah yang ditorehkan oleh si tokoh. Selamat menanti 2015... :)
Garin jangan terjebak cerita dan selera pasar. Film sejarah...tampilkan api sejarah. Tidak sabar menunggu nich....
ReplyDeleteNah! itu yang bikin deg-deg an. Semoga filmnya bisa seberkobar hikayatnya Hanif :)
Delete