Ini Bukan Lomba, Berhenti Jadi Juri Bagi Anak

Selalu ada tantangan namun manis kemudian...

itu kesan yang aku tangkap sesaat setelah kegiatan Suara Anak 4  selesai. Akhirnya, setelah persiapan panjang, tanggal 12 Oktober 2014 acara digelar juga di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta. Sejak jam 07.00 para relawan sudah kukut-kukut barang untuk mendukung kegiatan ke ruangan luas itu. 




Persiapan venue ruangan bukan tantangan besar kami dalam menyiapkan kegiatan. Kami hanya butuh waktu kurang dari 2 jam untuk menata ruangan dan berbagai alat pendukung agar siap saat acara. Tantangan besar justru datang dari persiapan orang-orang yang terlibat dalam acara. Terutama anak-anak yang akan presentasi dalam Suara Anak 4 ini. Ada 6 anak dari berbagai umur yang akan tampil dan mempresentasikan proses menekuni bakat mereka. Dari 6 anak, ada satu anak yang sempat bikin panitia memutar otak menyusun strategi. 


Inisiator dan Relawan Suara Anak dapat giliran foto bareng

Ceritanya begini, sebelum kegiatan yang berlangsung hari minggu, kami melakukan dua kali pertemuan. Pertama, Hari Kamis untuk koordinasi dengan orang tua terkait persiapan anak-anak yang akan presentasi. Kedua, Hari Sabtu untuk coaching secara langsung di mana setiap anak melakukan latihan presentasi langsung dihadapan kami dan para orang tua lengkap dengan peralatan LCDnya. Dua pertemuan ini dibuat fleksibel agar orang tua dan anak tidak merasa terikat. Hari Sabtunya, kami panitia sudah stay di lokasi pertemuan jam 11 siang. Presentan pertama yang hadir coaching adalah Lala yang memiliki bakat renang indah, disusul Naufal dari robotic, Alifia dari musik, dan Igha dari seni gambar. Setelah keempat presentan ini selesai coaching masing-masing pulang dan melanjutkan aktifitas. 

Pak Bukik nyengir dengan ke-6 presentan Suara Anak 4

Begitu sore tiba, presentan keempat bernama Rayya datang. Dia adalah presentan termuda. Sejak awal, Bu Dati sang ibu sudah menyampaikan bahwa Rayya tidak bisa dipaksa untuk presentasi secara terstruktur. Kamipun sepakat untuk membiarkan Rayya berkisah sesuai keinginannya agar dia lebih nyaman saat presentasi. Tiba saat coaching, Rayya berubah pikiran. Dia enggan untuk tampil dan hanya ingin menggambar sketsa uniknya sambil bercerita. Hal itu lantas membuat kami ketar-ketir. Acara kurang dari 36 jam lagi akan dihelat dan salah satu presentan enggan presentasi. Mbk Ella yang akan hadir sebagai MC dan panitia akhirnya membuat beberapa skenario khusus untuk Rayya. Luar biasa :D 
    
Aku masih ingat saat kami kembali mendiskusikan skenario bersama inisiator gerakan Suara Anak ini, Pak Bukik. Dia bilang "Sekarang kita serahkan pada dukungan sosial dari teman-temannya besok pas gladi". Begitu kata Pak Bukik. Aku sempat tidak menangkap maksud ucapan pak Bukik yang tetap bikin aku deg-degan. Bagaimana kalau Rayya benar-benar hanya ingin menggambar dan ngobrol seperti saat coaching.

Naufal, presentan dengan hobi Robotic
Kemudian apa yang dikatakan Pak Bukik terbukti saat gladi esok harinya. Begitu Rayya melihat Naufal maju mempresentasikan pengalamannya, Rayya mulai terlihat antusias dan meminta panitia menempatkannya diurutan kedua tepat setelah Naufal. Kamipun bernafas lega. Terang saja, kami sangat berharap Rayya bisa berkisah, karna dia memiliki salah satu bakat unik dari 6 bakat luar biasa lainnya yang akan bercerita. Tak dinyana, begitu dia tampil saat gladi bersih, dia justru sangat menikmati dan bahkan keenakan dengan imajinasinya dalam bercerita. Rayya bercerita lebih dari 10 menit dan harus dihentikan dengan cara paling halus oleh mbk Ella dan Tuki-nya.


Mbk Ella, Tuki, dan Lala saat ngobrol di panggung 

Sampai di sini aku belajar banyak sekali. Dan hal yang paling berkesan adalah apa yang disebut Pak Bukik sebagai "motivasi sosial". Dalam kegiatan Suara Anak 4 ini, ada 3 orang perempuan dan 3 orang anak lelaki yang presentasi. Usia paling tua adalah Alifia, 12 tahun dengan Rayya paling muda, 7 tahun. Tapi anak-anak adalah generasi paling jujur dan murni. Begitu ke-6 anak saling berkenalan, mereka langsung intim seolah-olah mereka sudah berkawan seumur hidup mereka. "gak jaim seperti kita (orang dewasa) ya!" kata Amy sesama relawan. 

Mahliga (igha) saat berkisah tentang kura-kura

Aku secara khusus memperhatikan ketiga bocah lelaki yang presentasi di Suara Anak 4 ini selama kegiatan berlangsung. Naufal 9 tahun dengan bakat Roboticnya, Elnino 8 tahun dengan bakat menulisnya, dan Rayya 7 tahun dengan bakat gambar imajinatif dan visionernya. Tidak selang 5 menit setelah berkenalan, ketiganya langsung akrab. Tertawa cekikikan bersama, menggoda presentan perempuan bersama, lari-lari bersama, bahkan makan sate bersama saat sesi makan siang. Lupa ada orang tua yang mendamping mereka. Mereka larut dalam euforia dan saling melemparkan guyonan satu sama lain. 


Rayya saat bercerita tentang kota masa depan karyanya

Alifia, Lala, Igha, Naufal, dan Elnino adalah motivasi sosial bagi Rayya untuk menjadi apa adanya, sesuai usiaya, dan seperti teman-temannya. Lepas tanpa beban. Sehalus apapun orang dewasa berbicara padanya, tidak akan pernah sama bagi Rayya dibanding apa yang dia rasakan ketika bersama kawannya. Dengan menyaksikan teman sebayanya, motivasi untuk berbagi cerita justru terbit serta merta dalam diri Rayya. Ada gairah murni yang terlihat di wajahnya saat dia tidak sabar bertanya cara menggunakan pointer slide. Ekspresinya sumringah saat dia siap tampil dan begitu dia berdiri di atas panggung, dia benar-benar lupa waktu yang justru menghibur penonton :D.

Buku karya Elnino, Ensiklopuisi

Kegiatan yang berlangsung dua jam itu akhirnya selesai menjelang sore, meninggalkan banyak hal untuk dipungut oleh kami orang dewasa. Memungut pelajaran dari anak-anak yang sejatinya guru kehidupan bagi orang dewasa. Kita belajar menjadi orang dewasa yang menghargai anak dan melupakan jarak umur yang membuat kita seolah lebih tahu segalanya dari pada anak-anak. Seperti yel-yel yang diteriakan mc"Saatnya Bercerita, Saatnya Mendengarkan...". Biarkan mereka tumbuh sesuai kehendak penciptanya. Berhenti jadi "juri" bagi anak-anak karna setiap anak lahir dengan bakat.

Alifia menyanyikan lagu Bunda  

Sampai jumpa di proses belajar lainnya. Di Suara Anak dan di luar Suara Anak... 

   

Comments

  1. Halo, Mbak Mida,

    Saya hadir juga dalam acara Suara Anak waktu itu. Mbak Mida, kalau saya ingin minta kontak salah satu presenter Suara Anak, siapa yang bisa saya hubungi? Terima kasih banyak.

    Yenni

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mbk Yeni, :)
      Terimakasih sudah mengapresiasi kegiatan Suara Anak
      Salah satu presenter itu apakah anak-anak yang kemarin prsentasi?
      Kalo boleh tahu untuk apa mbk?

      Delete
    2. Hai, Mbak,

      Saya sedang mengerjakan sebuah buku anak bertema hobi olah raga. Saya ingin meminta endorsement dari Lala yang presentasi tentang hobi renang indahnya. Kalau boleh sih saya mau minta kontaknya. :)

      Delete
    3. Saya sedang hubungi orangtua Lala mbk Yeni, nanti kalau sudah okey saya kirim kemana nieh nomernya?

      Delete
    4. Wah, terima kasih sekali mbak Mida. :)

      Bisa tolong kirimkan ke alamat email saya di ysaputri@tigaserangkai.co.id?

      Terima kasih banyak, Mbak. Semoga sukses. :)

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment